Perluasan RTH Terkendala Mahalnya Harga Tanah
Berbagai upaya terus dilakukan Pemprov DKI Jakarta dalam menambah ruang terbuka hijau (RTH) di wilayahnya. Namun sayangnya, upaya perluasan RTH di ibu kota masih menemui kendala yang salah satunya disebabkan oleh tingginya harga tanah di ibu kota.
RTH di Jakarta saat ini baru 9 persen, masih jauh dari target yang ditetapkan yakni sebesar 30 persen
"RTH di Jakarta saat ini baru sebesar 9 persen, masih jauh dari target yang ditetapkan yakni sebesar 30 persen," ujar Darjamuni, Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta, Selasa (22/4).
Dikatakan Darjamuni, salah satu upaya penambahan RTH yang dilakukan pihaknya yakni dengan menanam ratusan atau bahan ribuan pohon baru di sejumlah lokasi. Seperti penanaman 270 pohon langka di Hutan Kota Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur.
Kalijodo Akan Disulap Jadi RTHLambannya perluasan RTH di ibu kota, kata Darjamuni, juga disebabkan harga tanah yang cukup mahal di Jakarta ditambah minimnya anggaran yang dimiliki. Namun, meski dalam keterbatasan, pihaknya tetap akan optimal dalam merealisasikan RTH hingga seluas 30 persen.
"Saat ini kita baru
memiliki 14 lokasi RTH. Jika digabungkan dengan kepemilikan atas SK Gubernur memang cukup banyak, namun tetap belum mencapai target," katanya.Sementara itu, dalam kegiatan penanaman 270 pohon langka di Hutan Kota Ujung Menteng, Kepala Sudin Pertanian dan Kehutanan Jakarta Timur, Agustinus Bambang Wisageni menambahkan, jenis pohon yang ditanam termasuk tanaman langka dan banyak sesuai dengan nama-nama kelurahan di Jakarta.
Jenis pohon langka tersebut diantaranya, pohon bintaro, pohon bungur, pohon cempaka putih, pohon cempaka kuning, dan pohon duku. "Ada 270 pohon yang terdiri dari 27 jenis pohon langka ditanam di hutan kota ini," tuturnya.
Ditambahkan Bambang, Hutan Kota Ujung Menteng memiliki luas 1,43 hektare dan merupakan salah satu hutan kota interaktif yang dibangun tahun 2008. Saat ini, hutan kota tersebut memiliki koleksi sebanyak 495 jenis pohon serta dilengkapi sarana jogging track bagi warga.